Senin, 17 Oktober 2011

MASAYARAKAT DAN MAHASISWA PROTES PROYEK PENCUCIAN PARIT DAN PENINGGIAN BADAN JALAN DARI DESA TELUK PIAI MENUJU DESA TANJUNG MENGEDAR KECAMATAN KUALUH HILIR

MASAYARAKAT DAN MAHASISWA PROTES PROYEK PENCUCIAN PARIT DAN PENINGGIAN BADAN JALAN DARI DESA TELUK PIAI  MENUJU DESA TANJUNG MENGEDAR KECAMATAN KUALUH HILIR
Bidik   ,LABURA
   Jalan lintas Desa Teluk Piaai menuju desa Tanjung mangedar kec, kualuh hilir sepanjang puluhan kilometer di sebut jalan benteng air asin atau pencucian kolektor  (parit ) sekaligus peninggian badan jalan dan juga sudah di sediakan satu setengah meter (1,5M)untuk pengguna jalan berbentuk jetor dan kereta memakai keranjang .
   Selanjutnya pada hari Sabtu(16/7)proyek pencucian kolektor (parit )dan peninggian badan jalan sepanjang puluhan kilo meter tersebut di desa teluk Piai kec, kualuh hilir kabupaten labuhan batu utara (LABURA)di protes sejumlah mahasiswa dan masyarkat desa teluk Piai memintak agar proyek peninggian badan badan jalan atau pencucian kolektor (parit)yang di kerjakan rekanan dari salah satu kantor dinas PU perairan di Peropinsi Sumatera Utara (SUMUT)untuk sementara di hentikan karena masyrakat tidak dapat melintasinya .
    menurut sumber wartawan Koran ini jumpa dengan kepala desa Teluk Piai Khoruddin alias OU pada hari Sabtu(16/7)membenarkan adanya aksi dari beberapa mahasiswa yang berasal dari desa tersebut ,mintak pekerjaan proyek peninggian badan jalan di hentikan sementara karena dengan pekerjaan proyek dari Propinsi itu ,jalan tidak dapat di lalui kendaraan maupun jetor .
    Aksi sejumlah mahasiswa itu mendapat tanggapan warga bahkan setelah di gelar pertemuan antara pihak pekerja proyek dan PU Perairan dari Propinsi antara lain berinitial Baktiar ,Nando dan Padli dengan mahasiswa dan masyarakat berjumlah 30 orang lebih serta dari pmerintah kecamatan kualuh hilir yang di hadiri Camat Ali Imran Sip ,hasil pertemuan saat itu jalan Alternatif dibuat agar kendaraan dapat melintasinya
    Data di kumpulkan dari beberapa sumber oleh wartawan koran ini masyarakat berinitial H.jalal minta jalan itu dapat di lintasi jetor ber selisih dan kenyataan di lapangan pihak proyek bukan meneruskan pekerjaan bahkan pembuatan badan jalan ,tanah yang sudah di beko dari pencucian kolektor (parit) kembali di buang ke pinggir badan jalan .
   Basren Ahmat SE ,mantan sekwilcam kecamatan kualuh hilir dan putra daerah Teluk Piai secara hati nurani sebagai mediataor menngundang melalui HP seluler duduk bersama di kantor kepala desa Teluk Piai membahas masalah jalan benteng air asin atau pencucian kolektor (parit )sekaligus peninggian badan jalan .
   Pada hari Minggu (17/7) ,yang hadir PU Perairan Propinsi ,Mul,Baktiar,Nando dan Padli sebagai tuan rumah kepala desa Teluk Piai Khoiruddin alias OU ,Pembina mahasiswa LABURA Jurul Bakti HSB serta rekan rekannya ,Babinsah Desa teluk Piai Serda AD SUDARMONO dan tokoh masyarakat serta sejumlah masyarkat lainnya di perkirakan 74 orang .
  Dalm pertemuan menghasilkan beberapa opsi atau pendapat antara lain opsi pertama di sebelah barat 4 meter bantaran 1 meter tingginya selebar jalan pertama ,opsi kedua harus di buat benteng beton sepanjang jalan lama opsi ketiga semestinya pakai parit ,pakai kaki bantaran opsi keempat jalan lama 2.20 meter harus lewat Ambulan di jalan tangkul ditambah benteng sebelah timur .
   Pendapat dan saran masyarakat,H.jalal mohon pencucian kolektor ,memang di akui 30 meter kepunyaan PU Perairan atau Pemerintah ,kalau 15 meter tetap di jalankan atau di laksanakan kami harus pindah ,pendapat Abduh Sag kami sebagai masyarakat dan pribadi memohon tolong letakan proyek sebelah barat (Tebing )karena itu kepunyaan PU Perairan kami siap menanggung resiko walaupun 15 meter ,H.kamal HSB ,jalan di perbesar untuk menjadi jalan Produksi kalau dapat 6 meter ,karena tanggul untuk pengeringan ,dulu 2500 Ht sekarang tanggul di pergunakan  500 Ht untuk pertanian akibatnya tanggul tidak ada gunanya,pendapat Asrul mengatakan pernah PEMDA LABUHAN BATU pencucian parit dana tingkat II tanah tersebut tidak di naikan ke benteng sekitar pada tahun 2002 ,lain lagi pendapat Basri Julkarnain memberikan selusi siap membongkar rumah bila di perlukan pemerintah ,Sahrul minar Ritonga mengatakan di salanggatap desa teluk Piai proyek penimbunan badan jalan 150 meter tidak mempunyai kaki ,pendapat Anas sebagi ketua BPD pindahkan proyek kepinggir badan jalan ke sebelah barat (tebing) 5 meter dan banyak lagi pendapat yang lain namun tidak jauh beda dengan Udin situmorang dan Jenal HSB ,kata terakhir dari Pembina Mahasiswa LABURA Jurul Bakti HSB menjelaskan kami bukan dari rakyat dan bukan dari pemerintah kami ada di tengah- tengah yang jelas kami dari pihak kepentingngan rakyat dan dari pihak kepentingngan pemerintah ,masalahnya meletakkan suatu proyek harus melalui musyawarah dan Pembina Mahasiswa dengan tegas mengatakan kami bukan demonterasi .
    Hasil pertemuan pada hari minggu (17/7) dib alai desa Teluk Piai semua opsi dan pendapat serta saran ,selusi ,di bawa ke Medan oleh PU Perairan Mul,opsi mana yang di terima mari kita tunggu ,sebelum datang dari Medan ketentuannya proyek pancucian parit dan peninggian badan jalan di desaTeluk Piai di Pending atau tidak boleh di kerjakan .
    menurut sumber Koran ini pada hari senin (18/7)di kampung mesjid di jumpai tokoh masyarakat yang tidak ingin di sebutkan namanya ,opsi yang layak jalan lama di tinggalkan 3 meter untuk jalan jetor membawa hasil bumi dan boleh di tambah 4 meter sebelah barat (tebing) karena tanah tersebut kepunyaan Irigasi (Pemerintah )sepanjang 15 meter
   menurut sumber mengatakan pada koran ini  Pada hari senin (18/7)   dengan mantan kepala desa Teluk Piai H.Kamal HSB di muka kantor camat kualuh hilir kampung mesjid sewaktu sumber  mempertanyakan keperluan apa menjumpai bapak camat sepontan H.Kamal menjawab dia mengtakan untuk mempertahankan hasil rapat hari sabtu (16/7) dibalai desa Teluk Piai ,karena hasil rapat di balai desa pada hari Minggu (17/7) tidak di hadiri Camat Kualuh hilir Ali Imran Sip .
   Berselang beberapa jam tepatnya hari Senin (18/7)secara kebetulan muncul Multen HSB sebagai ketua LKMD dari desa Teluk Piai tujuannya menjumpai Camat Kualuh Hilir Ali Imran Sip namun di sayangkan camat pada hari tersebut tidak ada di tempat ,Koran ini mempertanyakan ke datngan Multen HSB ,keperluan apa jumpa dengan Pak camat ,dengan tegas Multen HSB menjawab ,semua Tidur ,Kepala Desa tidur Camat tidur ,Koran ini mempertanyakan lagi kenapa Kepala desa tidur sewaktu rapat hari Sabtu dan  Minggu dia hadir dan juga camat pada hari Saptu juga hadir ,sekali lagi dengan tegas Multen HSB menjawab masalah Proyek pencucian parit dan peninggian badan jalan di desa Teluk Piai masyarakat beda pendapat dan juga turun mahasiswa kedesa ,kenapa kepala desa dan camat tidak melapor secara tertulis ke Bupati LABURA ??.
   Wartawan Koran ini terus mengikuti permasalahan masyarakat di desa Teluk Piai sampai di mana penyelesainya (hasan basri  )              
 
 

1 komentar:

  1. Mnurut sya masyarakat kita sudah cerdas, pembangunan itukan fungsinya untuk kesejahtraan takyat, ketika pembngunan itu dilakukan tdk mempertimbangkan aspek kepentingan masyrakata, danbkesejahteraan masyarakat, sya kira metode pembagunan nya harus di rubah, era skrang ini adlah era domokrasi dmn setiap orang bisa memberikan pendapt nya untuk kmajuan daerah, dan klo sya boleh memberi masukan bahwa transpransi itu sngat penting, pemerintah harus melibat kan masyarakat dlm memrencnakan sbuah pembangunan desa, sehingga apa yg sbenarnya jadi kebutuhan masyarakat desa dpt terpenuhi, dan baru2 ini uu desa baru disahkan oleh dpr, sya sngat stuju dgn adanya uud desa skrang desa dpat merencnakan sendiri apa yg menjadi prioritas kbutuhan masyarakat desa , dengan adanya uu ini disa bisa dpet 1m pertahun untuk pembngaunan desa,mhs, uii fakultas hukum uii yogyakarta

    BalasHapus